Blog

10 Alasan Saya Tidak Reuni

reuni

Hari sabtu kemarin saya menjadi salah satu yang tidak hadir dalam acara reuni akbar almamater STM Telkom Makassar meskipun digadang-gadang akan menjadi star of the night. Bukan karena bingung harus pake baju apa atau tidak tau acara reuni itu apa, tapi saya tidak hadir karena punya alasan sendiri :

  1. Saya tidak mau teringat masa-masa awal menjadi siswa di mana saya adalah obyek penderita favorit untuk memperagakan contoh gerakan berguling ke depan dan ke belakang dilanjutkan dengan salto ke depan sekali dan belakang 3 kali lalu berhenti dengan gerakan split kaki yang sangat menyiksa pada tiap mata pelajaran olahraga bab senam lantai. Oke, tidak ada salto dan split, cuma berguling.
  2. Masih pada mata pelajaran olahraga, saya punya trauma mendalam pada bola basket yang menyebabkan saya sangat tidak suka dengan basket sampai sekarang. Saya menghilangkan 2 buah bola basket tepat saat bola basket diperlukan untuk ujian praktek basket oleh kelas sebelah. Kemudian saya dihukum hormat bendera 2 jam.
  3. Saat sekolah dulu, sekolahan menurut saya adalah tempat paling mengerikan di dunia. Dan perasaan itu masih awet terjaga sampai hari ini.
  4. Saya khawatir akan teringat pertama kalinya saya naksir seseorang dengan kondisi saya saat itu. Iya, saya akan sangat khawatir. Simple reason: when you get a crush on someone, don’t you worry? Bahkan setelah lebih dari 8 tahun. Saya tidak bisa membayangkan diri saya sebagai si-culun-gak-populer-yang-tersingkir-dari-pergaulan yang saat itu sedang naksir orang. Terpukau oleh pandangan pertama, lalu merencanakan penembakan dengan modal nekat yang setelah saya ingat-ingat lagi ternyata alamak sangat menjijikan. Oh, please..
  5. Atau yang lebih parah, saya akan sangat menghindari pernyataan dari bekas teman sekelas, atau saudara teman sekelas, atau bekas adik kelas yang dengan antusiasnya mengaku dulu pernah sangat naksir ke saya. Saya akan sangat menyalahkan mereka kenapa waktu itu tidak ngomong saja, mengingat pengakuan mereka saat itu akan sangat membantu memperbaiki reputasi saya mengakhiri status si-culun-gak-populer-yang-tersingkir-dari-pergaulan.
  6. Saya pernah menjadi korban pemalakan di angkutan umum saat pulang sekolah. Meskipun tidak ada hubungannya dengan lingkungan sekolah, tetap saja akan saya hubung-hubungkan karena kejadiannya justru saat saya pulang sekolah. Kenapa bukan saat saya pulang main bola saja, atau pulang masjid, atau pulang kampung?
  7. Reuni itu buang-buang energi. Semua yang ikut reuni (ok, mungkin tidak semua) punya akun jejaring sosial. Email, friendster, twitter, multiply, blog, dan yang paling populer sekarang: facebook. Terlebih lagi hampir semua sudah punya telepon genggam yang berarti bisa teleponan dan SMSan. Tidak perlu kirim-kiriman surat lagi yang butuh waktu 1-2 minggu untuk nyampai, atau secepat-cepatnya Telegram Indah yang meskipun sudah indah tetap saja dengan ejaan yang disingkat sesingkat-singkatnya.
  8. Utang. Ini disinyalir menjadi penyebab utama orang akan menghindari reuni. Sebagian orang akan cepat melupakan pernah berutang pada siapa, tapi mereka yang diutangi tidak akan lupa. Terlebih kalau anda utang rutin seminggu tiga kali di kantin sekolah untuk makan siang dan yakin bahwa penjaga kantin juga akan ikut reuni dengan membawa tumpukan bon yang belum dibayar.
  9. Reuni bisa menyebabkan kesenjangan sosial. Akan sangat tidak nyaman bagi sebagian orang saat ditanya, “Hei, sudah kerja di mana?” atau “kok belum merid, sih?” atau “anaknya dah berapa?” Anda akan menjadi pecundang hanya beberapa detik setelah bertemu teman-teman lama. Pertanyaan ini sangat mengganggu pikiran dan memecah konsentrasi reuni. Dan demi menghindarinya saya memutuskan untuk tidak ikut reuni saja. “What if they’re better and I’m not.” atau “What if they all have happy marriages and I don’t.” atau “What if they ask me about my children. And I’ve been married for 10 years but no kid.”
  10. Saya tidak punya tiket mudik.

Hahaha iya dah, saya ngaku sebenarnya desperately need reunion. Tapi tidak bisa ikut karena tidak bisa mudik. Dan demi melihat foto-foto mereka yang hadir dalam acara reuni, saya ngiri.

Saya tidak mudik karena menghindari perjalanan pesawat membawa Shofy yang masih berumur 40 hari. Ada sih, alternatif perjalanan darat dengan bus 3 hari 3 malam, tapi shofy dan umminya langsung kompak protes tidak setuju. Jadilah kami bertiga lebaran di kampung orang dan saya harus ketinggalan acara reuni.

Sebenarnya saya tidak peduli traumatik pelajaran olahraga, atau takut ketemu bekas guru seram, atau salah tingkah pada bekas gebetan.

Gaess, kenapa sih reuninya gak diundur sebulan lagi?

15 comments on “10 Alasan Saya Tidak Reuni

  1. hahahah!!! Aku pertama beneran mikir kamu benci reuni lho, Cha!! Oalah ternyata tidak mudik 😛 ga papa, toh ada si Shofy yg menggemaskan, kan? 🙂

  2. Tapi reuni itu juga asyik :p kalo lewat jaring-sosial or sms or telp kan kita gak bisa nabok 😀 kalo reuni, ketemu langsung, face2face kan kita bisa NABOK, nagih HUTANG (dulu dia mam di kantin ngutang kite :P), MALAK, PAJAK, de es be… de es be… hihihi… 😀

  3. haha… alasan 1 & 2 sama
    saya paling parah dalam hal olah raga. obyek penderita abis. jam olah raga molor gara-gara saya lari nggak sampe-sampe ke finish.
    paraaaahhh

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *