Kenapa sih, banyak orang yang tidak begitu percaya diri dengan identitasnya? Di facebook atau twitter saya saja banyak yang tidak pakai nama asli. Malah ada yang nulis namanya dengan “Tidak Punya Nama” atau “Tidak Tahu Nulis Nama Apa” atau “Budi Anggota Genk Kapak Pelangi”
Dulu saya sering nonton acara streetball. Kebetulan di Indonesia ada yang mewadahi dengan even skala nasional. Pesertanya diseleksi dari tiap-tiap daerah perwakilan. Permainannya khas pebasket jalanan. Liar, cepat, atraktif dan menarik. Sempat juga saya nonton langsung waktu penyelenggaranya, LA Lights adakan acara streetball di sini. Tapi itu tidak cukup menarik perhatian saya. Yang menarik justru fakta bahwa hampir semua peserta streetball punya alias. Check this :
Vicky a.k.a Poison-V
Bayu a.k.a. Lunatic
Rico a.k.a. Spinboy
Tiko a.k.a Straight Basket
Ijal a.k.a Nightmare
Andika a.k.a Department of Defense
Bicek a.k.a Demolition
Roland a.k.a Anything U Need
You may find more here.
Wow.. wow.. No offence, guys. It sounds cool, it really does. Hanya saja, kenapa mesti pakai alias. Di satu sisi pastinya bermaksud untuk menonjolkan kelebihan, misalnya “departemen of defence” atau “demolition” yang tanpa perlu dicerna lebih banyak bisa menjelaskan kemampuan pemain ini, tapi di sisi lain justru menghilangkan jati diri yang sebenarnya. Entahlah bagi kalian, tapi bagi saya ini sangat konyol.
Penggunaan alias di streetball hanya berlaku di streetball. Lalu bagaimana seandainya ada pemain streetball yang juga bermain sepakbola, dan tennis, dan renang, dan karate, dan balap motor, dan catur. Kalau itu saya, mungkin alias saya akan seperti ini :
Mudzakkir a.k.a Ucha a.k.a. Speed a.k.a. Funtastic a.k.a. Straight a.k.a. Torpedo a.k.a. Hard a.k.a. The Proffessor a.k.a. Checkmate.
Wow.. Saya harus menghafal penempatan alias ini supaya tidak tertukar. Atau kenapa tidak kita sebut saja UCHA. Dan biarkan orang di seluruh dunia ini mengenal saya sebagai Ucha pemain streetball handal atau Ucha pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah atau Ucha perenang hebat atau Ucha pecatur cerdas. Dan menghindari munculnya pertanyaan seperti :
“Liat gak, yang juara MotoGP semalam? gila banget main di tikungannya.”
“Siapa?”
“The Professor..”
“Bukannya yang menang semalam si Checkmate?”
Lupakan alias, karena alias bukan identitas anda sebenarnya.
Gue malah gak pede kalo pake alias bro…… bukan gue banget………..
Sebagian besar pemain sepakbola asal Brazil memakai nama alias saja tuh, mis: Robson da Souza a.k.a. Robinho atau Ricardo Izecson dos Santos Leite a.k.a. Kaka. Sementara kalo streetball kan emang terpengaruh budaya hip-hop Amerika sana dimana orang2nya juga rata2 terkenal dengan nama alias, mis: Curtis James Jackson III a.k.a. 50 Cent atau Marshall Bruce Mathers III a.k.a. Eminem a.k.a. Slim Shady. 😀
Nama alias juga merupakan jatidiri, dan tidak ada yang salah dengan itu. Sebagai blogger dan onliner, saya punya banyak teman yang lebih terkenal dengan alias mereka ketimbang nama asli. Nama saya sendiri (jensen99 atau JenSen Yermi) juga bukan nama asli, tapi semua teman di dunia maya mengenal saya dengan nama ini, dan malah jadi membingungkan kalo mendadak saya pakai nama akte saat onlen. Haha~
Back to topic; “Tidak Punya Nama” atau “Tidak Tahu Nulis Nama Apa” hanya menunjukkan kalo yang punya akun masih krisis identitas. Semoga saja nanti mereka bisa menemukan jatidiri yaitu dengan nama apa mereka pengen dikenal orang. Tapi sekali lagi IMO tidak ada yang salah dengan alias. 😉
haha, kalau ane gini mikirnya, mereka mengatakan alias agar tidak ada orang diluar komunitas mereka langsung paham terhadap apa yang dibicarakan, bisa jadi sebuah sandi rahasia, misal, “eh tahu gak, si kutu buku baru aja nembak si pelangi” mungkin mereka sangaja menyamarkan agar orang lain yg denger tidak langsung mencerna, tapi meminta ijin dulu dengan bertanya, “eh, emang siapa si kutu buku? dia nembak pelangi? siapa pelangi?” begitu. hehe.
hahaha… Menurut saya, jika kita kembali melihat sejarah, nama-nama alias sebenarnya biasa diberikan kepada penguasa atau raja oleh para pembesar2 kerajaan, jadi bukan oleh Raja itu sendiri. Mis; Richard the Lion Heart, Alexander the Great,dll… Hal itu sekaligus menandakan atribusi yang diberikan orang kepada kita atau dengan bahasa sederhana gelar tersebut merupakan pengakuan/julukan orang kepada kita, jangan di balik, kita yang menjuluki diri kita sendiri. Kan ada tuh misalnya; Rudi si Muka Badak, atau Banu sang Koruptor.. itu pemberian orang terhadap kita. julukan The Doctor untuk Valentino Rossi itu bukan keinginan dia lho’ melainkan pemberian para “tifosi”nya. So, kalau ada yang pake “alias2an” itu sih terserah mereka, cuma apakah mereka layak dengan nama itu? biar orang yang menilai.. Salam kenal bro! Sulfikar a.k.a Sul 🙂
Penggemar motoGP rupanya ya 🙂
Tq yah udah sudi mampir
hahaha… Menurut saya, jika kita kembali melihat sejarah, nama-nama alias sebenarnya biasa diberikan kepada penguasa atau raja oleh para pembesar2 kerajaan, jadi bukan oleh Raja itu sendiri. Mis; Richard the Lion Heart, Alexander the Great,dll… Hal itu sekaligus menandakan atribusi yang diberikan orang kepada kita atau dengan bahasa sederhana gelar tersebut merupakan pengakuan/julukan orang kepada kita, jangan di balik, kita yang menjuluki diri kita sendiri. Kan ada tuh misalnya; Rudi si Muka Badak, atau Banu sang Koruptor.. itu pemberian orang terhadap mereka. julukan The Doctor untuk Valentino Rossi itu bukan keinginan dia lho’ melainkan pemberian para “tifosi”nya. So, kalau ada yang pake “alias2an” itu sih terserah mereka, cuma apakah mereka layak dengan nama itu? biar orang yang menilai.. Salam kenal bro! Sulfikar a.k.a Sul 🙂
Kayaknya aq lebih PD pke namaku sendiri Bro..
justru klo pke alias rasanya gimanaaaa gitu…
Salam kenal Bro…
cuman satu alasan gw pake nick name..
KARNA NAMA GW MIRIP CW,,, haha
pas baca tadi kaget aku kok ada namaku beda tulisane duank… ehhh ternyata bukan heheh
kalau menurut saya sih, ini hanya masalah “pencarian identitas” yang kemudian terpengaruh dengan budaya tertentu. seiring dengan berjalannya waktu nama alias itu akan hilang dengan sendirinya, atau sebaliknya akan makin menguat.
benar kata jensen99, banyak juga orang yang kemudian lebih terkenal dengan nama aliasnya daripada nama aslinya. ada yang awalnya memang karena tidak percaya diri dengan nama aslinya, ada juga yang karena aliasnya dikasih sama orang..
trus trus bukankah ucha juga nama alias?
kishandono… ga pake alias aliasan, biar terkenalnya tetep pake nama itu ^_^
lebih baik jadi diri sendiri …!!!