Blog

Jangan Kutuki Kegelapan – Inspirasi dari Kelas Inspirasi

Sudah sejak setahun yang lalu saya sangat bersemangat untuk bisa berpartisipasi dalam program Kelas Inspirasi yang digagas oleh teman-teman di Yayasan Indonesia Mengajar. Melalui program ini, para profesional dari berbagai latar belakang profesi diminta untuk cuti 1 hari secara sukarela untuk mengunjungi Sekolah Dasar, bercerita tentang profesi mereka dan menginspirasi anak-anak SD untuk makin semangat mengejar cita-cita. Tanpa bayaran, tanpa fasilitas. Segala bentuk kerepotan saat persiapan, pelaksaan hingga penutupan adalah urusan para relawan. Membeli bahan pembuat alat peraga jika dibutuhkan, konsumsi saat mengajar, hadiah buat murid-murid jika diinginkan, semua biaya yang diperlukan adalah tanggungan masing-masing relawan. Sangat menarik bukan?

Kelas Inspirasi Makassar
Kelas Inspirasi Makassar

Meskipun di tahun pertama saya gagal berpartisipasi, tahun kedua saya beruntung. Kelas Inspirasi juga diadakan di Makassar dan saya terpilih. Awalnya saya pesimis bisa terpilih. Selain karena harus mengisi formulir yang isiannya cukup banyak, para pendaftar juga harus menulis essay tentang kenapa mereka merasa berhak menginspirasi. Saya punya beberapa pilihan aktifitas yang cukup menarik untuk saya ceritakan di hadapan murid-murid SD: blogger, diver atau engineer. Profesi terakhir menjadi pilihan saya akhirnya. Saya tulislah berbagai alasan kenapa saya layak terpilih, lalu saya submit. 5 menit kemudian saya menyesal kenapa saya menggunakan puisi saat mengisi essay.

Saya sudah nyaris melupakan kemungkinan bisa terpilih. Email ‘terimakasih’ sebagai konfirmasi sudah mengisi formulir dan essay menjadi satu-satunya email yang saya terima dari panitia Kelas Inspirasi. Setelahnya tidak ada lagi email tentang nasib saya selanjutnya. Lagi pula siapa saya bisa jadi inspirator? saya cocoknya jadi Dementor, perenggut segala kebahagiaan.

Sebulan kemudian, saya dapat email konfirmasi bahwa saya terpilih. Berturut-turut setelahnya masuklah email mengenai jadual briefing, email tentang modul pengajaran dan yang paling membanggakan, email langsung dari pak Anis Baswedan yang beliau kirim secara pribadi hanya ke alamat email saya. Tampaknya Pak Anis Baswedan memberi selamat dan semangat secara langsung kepada para sukarelawan yang terpilih satu-persatu. Saya tidak bisa lebih bahagia lagi.

Hari Briefing Kelas Inspirasi Makassar

5 hari sebelum pelaksanaan hari inspirasi, panitia mengundang semua relawan untuk hadir dalam acara briefing. 131 relawan pengajar, 28 relawan fotografer, 8 relawan videografer dan puluhan relawan panitia berkumpul bersama di tempat pelaksanaan briefing Kelas Inspirasi Makassar. Suasana sangat bersahaja. Kami semua duduk melantai di atas karpet. Saya jadi merinding ketika acara dibuka dengan lagu Indonesia Raya. Meskipun terakhir kali saya berdiri mendengar lagu Indonesia Raya adalah saat upacara bendera belasan tahun lalu, suasananya tetap sama: khidmat dan membangkitkan nasionalisme. Saya bisa melihat beberapa dari kami berusaha menyeka air matanya sambil malu-malu. Beberapa saat kemudian kami pun dikelompokkan menjadi 15 kelompok relawan pengajar.

Seorang relawan pengajar maju ke depan. Celana puntung yang dia pakai sangat kontras dengan atasan kemeja putih rapi berlengan panjang yang dikancing penuh ke atas. Dia memperkenalkan diri sebagai chef, juru masak profesional. 30 tahun dia habiskan di luar Indonesia untuk menjalankan profesinya sebagai chef di hotel dan restoran besar di Eropa dan Amerika. Tapi hari itu dia berdiri di hadapan kami. Dia begitu antusias untuk berbagi kebahagiaan bersama anak-anak SD di hari inspirasi nanti.

Video observasi diputar oleh panitia. Ternyata beberapa hari sebelum briefing, panitia sudah melakukan survey ke 17 Sekolah Dasar kelas menengah ke bawah (dalam hal fasilitas). Mereka mewawancarai murid-murid SD tentang cita-cita. Anak-anak ini pun menjawab dengan sangat bersemangat dan antusias. Jawaban paling populer adalah dokter dan pilot. Beberapa dari mereka ada yang bercita-cita jadi artis, ustadz, ninja Hatori dan Naruto. Saya yakin anak-anak ini tidak sedang bercanda karena mereka menjawab dengan mata berbinar penuh harap.

Kelas Inspirasi Makassar

Saya akhirnya dikelompokkan bersama teman-teman di kelompok 7. Ternyata kelompok 7 ini isinya orang-orang yang superaktif. Materi briefing dilahap dengan cepat. Interaksi pun berlangsung dengan heboh. Salah satu materinya adalah agar para relawan nantinya tidak memperkenalkan diri dengan sebutan Kakak, Om atau Tante tapi sebagai Bapak dan Ibu guru.

Selain saya yang berprofesi sebagai Telco Engineer, di kelompok saya juga ada profesi direktur utama sebuah perusahaan baja, budayawan, marketing planner, event organizer, dokter spesialis, protokoler istana, dosen dan program manager. Kami memang berbeda profesi dan latar belakang. Tapi kami punya visi yang sama sebagai sukarelawan Kelas Inspirasi. Tidak ada yang memaksa kami untuk ikut bergabung, atau iming-iming sesuatu untuk mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran. Kami di sana untuk menginspirasi mereka, generasi muda bangsa ini. Dengan Kelas Inspirasi, anak-anak Sekolah Dasar akan melihat secara langsung orang-orang yang mewakili cita-cita mereka.

Selanjutnya pada 28 Maret 2013 besok, kami akan mendatangi Sekolah Dasar Negeri Karuwisi 2 Makassar. Sekolah yang separuh lahannya sudah hilang dicaplok proyek jalan layang. Cuti yang saya ajukan sudah disetujui atasan. Ide-ide di kepala rasanya buncah berebut keluar. Sebagai Telco engineer, saya memang lebih sering berkutat di dunia software. Jangankan pada anak SD, pada istri sendiri saja saya masih sering kebingungan menjelaskan detil pekerjaan saya. Tapi demi anak-anak ini, saya akan memperkenalkan diri sebagai Insinyur telepon dan kita akan bermain-main dengan miniatur menara komunikasi yang sudah saya siapkan. Makin tidak sabar untuk menghambur ke tengah kerumunan anak-anak SD yang sangat bersemangat itu.

Daripada sibuk mengutuki kelegapan, lebih baik mari menyalakan lilin.

12 comments on “Jangan Kutuki Kegelapan – Inspirasi dari Kelas Inspirasi

  1. Waah selamat ya Mas Ucha terpilih menjadi salah 1 yang bisa menginspirasi, semoga membawa banyak manfaat buat anak2 yang nanti Mas Ucha ajarkan… Aamiin 🙂

    Sukses ya Mas untuk kelas inspirasinya 🙂

  2. keren sekali Kang programnya. Saya sepakat, daripada ribut berbagai persoalan yang melanda negeri ini, mending membangun dari akar bawah memberikan inspirasi dan pembangunan karakter pada anak-anak SD karena ini akan memberikan tulisan dan semangat yang luar biasa sebagai bekal dia membangun perkemnbangan hidupnya menuju yang lebih baik, bermoral, dan inspiratif serta memberikan kemanfaatan untuk orang lain

  3. Kereeeennn… salut banget dg Yayasan Indonesia Mengajar yang telah menggagas Kelas Inspirasi ini.
    Jadi, siapa saja… bukan hanya yang berprofesi sebagai guru bisa mendaftar ya?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *