Setiap orang punya momen ‘pertama kali’ melakukan sesuatu dan pengin mengenang momen itu sepanjang hidupnya. Seperti pada tulisan ini, ada banyak hal baru yang saya dapat saat dive trip di Ternate.
SAC Makassar Reunion Trip – Destination Ternate, begitu judul perjalanan kami kali ini. ‘Reunion Trip’ karena tujuannya memang untuk ngumpulin kembali SACers yang sudah terpencar ke berbagai daerah di Indonesia dalam satu dive trip. Maka atas ide dari Arief Pattiiha diputuskanlah Ternate sebagai destinasi kali ini dengan total 4 hari (termasuk kedatangan dan keberangkatan) dari tanggal 17 sampai 20 April 2014. Arief yang memang domisili Ternate dengan baik hati bersedia jadi tuan rumah sekaligus memperkenalkan underwater Ternate pada kami.
Sungguh betapa mulianya.
Awalnya saya pesimis bisa gabung dalam dive trip ini. Jangankan minta cuti, pulang tepat waktu di hari kerja saja saya gak berani. Mungkin ini sudah ada dalam DNA saya: menjadi karyawan tidak bernyali. Diperparah lagi dengan tugas perjalanan dinas tepat di hari kami seharusnya berkumpul di Ternate. Pupus sudah rencana dive trip saya.
Siapa sangka, tujuan perjalanan dinas saya ternyata justru ke Ternate. Memang benar-benar jodoh. Dan sejak saat itu saya makin percaya kalau jodoh memang gak bakal tertukar. Soalnya jodoh memang diciptakan dari tulang rusuk. Jadi kemungkinan tertukarnya yaaah.. agak susah. Ya masa bisa sih tulang rusuk kita ketukar-tukar? Terus kalau bisa tertukar gimana balikin ke pemilik aslinya?
ini kenapa juga saya jadi bahas rusuk.
Maka setelah beberapa drama penerbangan (ada yang delay, ada yang mesti reroute dan ada yang ketinggalan pesawat) terkumpullah kami semua di Ternate. Selain saya, ada om Wewe, Nando dan om Andre dari Jakarta, Neng Wina dari Semarang, Neng Sita dan Denny dari Kendari, om Reko dan Teh Eli dari Makassar, Mak Jowvy dan om Zul dari Jakarta. Hasilnya adalah gerombolan rame dan rempong.
Dengan riang gembira kami berkumpul di rumah Arief yang dengan baik hati merelakan rumahnya untuk kami tinggali selama di Ternate. Sebuah keputusan yang nekat, mengingat kami adalah gerombolan yang gak suka malu-malu dan makannya banyak.
Dive pertama dibuka dengan bahagia. Ditutup dengan insiden hilangnya ponsel 2 orang dari kami. Tapi keduanya ngotot mengaku tetap bahagia. Meskipun beberapa dari kami gagal menemukan hubungan yang masuk akal antara hilangnya ponsel dengan kebahagiaan.
Dive kedua dan selanjutnya kami menemukan defenisi dari kata ‘happiness’.
Diving di Ternate memang ajaib. Gak perlu jauh-jauh, cukup dengan shore entry di pantai Swering (yang lokasinya di pinggir jalan raya) kita sudah disajikan pemandangan macro yang dahsyat. Ada juga nuansa mistis di spot pilar-pilar dermaga yang berakhir dengan wreck di kedalaman hanya sekitar 10 meteran di area pelabuhan. Atau di belakang Masjid Raya Ternate tempat berdiamnya para Batfish. Ini sungguh sangat membuat iri kami-kami yang kalau mau diving harus menyediakan waktu dan tenaga yang gak sedikit. Contoh untuk bisa 2 kali dive saja biasanya kita mesti nyiapin rute dulu, mesan kapal, gotong-gotong divegear, lalu pulang udah malam atau besoknya.
Lah, di Ternate mau diving tinggal mampir di pinggir jalan, gear up di pedestrian, pesan kopi dan roti ke abang gerobakan, lalu nyemplung sambil nunggu pesanan siap. Udah gitu di bawah ketemu Walking Shark pula. Habis diving ngopi-ngopi dulu sambil makan roti bakar, ngebilasnya entar aja di rumah. Effortless happiness. Kurang ajar banget gak sih?
Itu baru di pinggir jalan raya. Ada juga spot yang lebih dahsyat di pulau-pulau sekitar Ternate. Mau nyari pelagis, main arus, atau merasakan sensasi diving di bawah gunung berapi, semua ada.
So, diving di Ternate ini bisa dinikmati segala level diver. Mulai dari pemula sampai Mbahnya Diver. Tinggal pilih lokasi dan objeknya.
- Diving gak perlu menghabiskan banyak waktu dengan menyeberang menggunakan kapal. Pakai kapal pun, destinasinya sangat worthed.
- Pemandangan underwaternya sudah bisa dinikmati di lokasi yang dangkal. Air lautnya aman, bersih dan belum tercemar. Gak perlu meyelam dalam, kecuali memang mau main di bangkai pesawat tempur dan mobil perang seperti di Morotai.
- Night dive dengan nyaman, mudah, santai sambil menikmati pemandangan kota Ternate di malam hari.
- Kalau beruntung, sering kita bisa temuin bekas peninggalan sejarah di bawah laut, mengingat Ternate adalah kota penting perdagangan di masa kolonial. Dan laut menjadi sarananya waktu itu.
Total kami melakukan 7 kali penyelaman di 5 spot berbeda. Kelets point, Nightdive Swering, Wreck Pelabuhan Ternate, Samoy Point dan Tanjung Konde. Semuanya dahsyat-dahsyat. Sayang waktunya terbatas. Padahal spot divingnya masih buanyak banget.
Asyiknya bisa diving, saya saja berenang ndak tahu 🙁
padahal wisata laut-nya Indonesia luar biasa