Ya.. ya.. ya.. Kami kalah. Dan saya tidak mencetak gol. Tapi yang terpenting adalah tim kami bermain di laga puncak. Hahaha, masuk koran pula, dan saya ada di foto itu. Silakan ditebak sendiri.

Berita bagusnya adalah saat pertandingan itu saya pakai dekker baru. Dekker yang sudah saya incar untuk saya pakai saat laga. Berita buruknya adalah saat pertandingan selesai, saya mendapati fakta bahwa dekker saya patah. Berita bagusnya lagi untungnya yang patah cuma dekker, bukan tulang kering saya. Yang sempat saya ingat hanya momen saya terjatuh dalam gerak lambat beberapa jengkal dari garis enam belas karena tekling keras dan terguling-guling. Yang mentekling dapat kartu kuning pastinya. Saya? tidak apa-apa sih.. tapi demi mendramatisir pertandingan saya pura-pura kesakitan dengan sangat sempurna. Kira-kira mirip seperti sapi kurban yang baru digerek.

Jadi ingat kejadian sekitar 2 tahun lalu. Main di stadion Klabat dengan posisi yang sama, second striker. Karena tidak mau ribet, saya tidak pakai pelindung kaki. Di depan gawang kena tekling keras dan karena sakitnya berhari-hari sampai demam, saya putuskan untuk foto rontgen. Hasilnya? engkel kaki kiri saya terlepas dari sendinya. Dan saya akhirnya milih urut tradisional dibanding operasi. Sukurnya sembuh dan normal kembali. Tapi waktu diurut, kabarnya saya pingsan.

Sejak itu saya tidak pernah lupa pakai dekker kalau main bola.